“Mempertahankan Tanah Air dari Rongrongan Kapitalisme Ekstraktif”
Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FN-KSDA)
Kerangka Acuan Halaqoh SDA:
Konflik sumber daya alam (SDA) adalah salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh Indonesia Pasca-Reformasi. Pada tahun 2013 tercatat 232 konflik SDA di 98 kabupaten kota di 22 provinsi di Indonesia yang mengorbankan warga, terutama petani. Dari 232 konflik ini, 69% di antaranya adalah dengan aktor korporasi (swasta), Perhutani 13%, taman nasional 9%, pemerintah daerah 3%, instansi lain 1% (Kompas, 16/02/2013), dan sisa 5% lainnya tidak dijelaskan oleh Kompas. Banyaknya jumlah konflik yang melibatkan korporasi swasta membuktikan bahwa kekuatan Orde Baru yang begitu besar telah tergantikan oleh korporasi di era Pasca-Reformasi. Dengan lain kata, sebagai negara merdeka, Indonesia sudah tidak berdaulat, ia telah berubah menjadi pelayan korporasi.
UUD ’45 menyatakan bahwa kehidupan bangsa Indonesia berdasarkan atas asas kekeluargaan, dimana cabang-cabang produksi penting yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Halaqoh ini mengambil semangat dari Resolusi Jihad NU tahun 1945 yang menyerukan mempertahankan dan menegakkan KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA. Kalau pada tahun 1945 Resolusi Jihad diserukan untuk melawan imperialisme, maka halaqoh ini akan memperjuangkan pengembalian kedaulatan NKRI dari cengkeraman neoimperialisme (kapitalisme ekstraktif) dalam tajuk “Resolusi Jihad Jilid II: Mempertahankan Tanah Air dari Rongrongan Kapitalisme Ekstraktif”.
Halaqoh SDA ini, sebagai tindak lanjut pertemuan Yogyakarta 4 Juli 2013 yang telah melahirkan Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FN-KSDA), memiliki dua agenda utama. Pertama, menemukenali kembali posisi-posisi keIndonesia-an dan ke-NU-an dalam konteks menjamurnya konflik SDA belakangan ini. Kedua, mengonsolidasikan keorganisasian FN-KSDA. Dalam praktiknya, FN-KSDA akan memobilisir jaringan dari berbagai daerah di Indonesia yang memiliki permasalahan dengan konflik di bidang SDA untuk menghadiri halaqoh ini.
Kedua tujuan spesifik di atas diorganisasikan dalam 2 hari haloqoh yang masingmasing diturunkan lagi ke dalam berbagai diskusi untuk mengeksplorasi kedua hal di atas (lihat: rangkaian acara halaqoh pada Tabel 1).
Bagi simpul-simpul yang memiliki kasus konflik SDA dan akan presentasi, wajib menuliskan narasi konflik dalam bentuk 1-2 halaman, A4. Ke depan, semua materi ini akan dipakai untuk melakukan pendidikan dalam rangka pengarusutamaan isu SDA di kalangan Nahdliyin. Semua materi sudah harus dikirim selambat-lambatya 1 minggu sebelum halaqoh, ke: .
Panitia tidak menyediakan biaya transportasi, tetapi menyediakan konsumsi dan penginapan selama halaqoh. Artinya, setiap peserta membutuhi sendiri biaya transportasinya.
Panitia tidak menyediakan biaya transportasi, tetapi menyediakan konsumsi dan penginapan selama halaqoh. Artinya, setiap peserta membutuhi sendiri biaya transportasinya.
Waktu : 7-8 Desember 2013
Tempat : Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY)
Rute ke Tebuireng menggunakan angkutan umum.
1. Dari Bandara Juanda (atau arah Timur); naik Bus Damri ke TERMINAL BUNGURASIH (Rp. 20.000).
Naik bus JURUSAN PARE (bukan Kediri) bus Restu/ Harapan Jaya (Rp. 21.000) langsung turun di depan Pondok Pesantren Tebuireng.
Atau
Dari Bandara Juanda (atau arah Timur); naik Bus Damri ke TERMINAL BUNGURASIH (Rp. 20.000). Naik bus jurusan jogja/solo/ponorogo/
2. Dari arah Barat/Selatan/Utara, naik bis turun Terminal Jombang, naik angkot yg lewat Tebuireng (±8-10rb), turun depan Ponpes Tebuireng.
3. Dari arah Malang (TERMINAL LANDUNG SARI) naik Bus Puspa Indah jurusan Jombang (Rp. 17.000) langsung turun depan Ponpes Tebuireng.
Dari Ponpes Tebuireng jalan kaki ke lokasi (Univ. Hasyim Asy’ari) 700m.
Contact Person : (Roy Murtadho)
(Riefky Rachman)
(Auly)
Hari | Acara | Waktu | Penyaji/fasilitator | Tema; keterangan |
Dari-ke | ||||
I | Tata kelolaSDA Kontemporer diIndonesia | Merah JohansyahIsmail (GusdurianKalitm/JATAM) | Peta aktor migas dan tambang di Indonesia; sesi ini dibutuhkan untuk mengetahui peta riil soal aktor, isu, konteks, dan kebijakan tata kelola SDA di kontemporer Indonesia; serta degradasi lingkungan dan pola-pola marjinalisasi yang menyertainya. | |
09.30-10.00 | Khalid Syeirazi (Sekjen ISNU) | Kedaulatan sektor migas serta pertambangan umum; Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), menyatakan bahwa tujuan akhir dari tata kelola energi adalah kedaulatan dan ketahanan energi nasional. Bahkan lebih jauh, ISNU mendukung dilaksanakannya reforma agraria. | ||
10.00-10.30 | PB PMII | Politik nasionalisasi; dalam beberapa pernyataan media, PB PMII meminta kepada pemerintah untuk melakukan nasionalisasi atas kontrak-kontrak tambang. Sesi ini akan mengeskplorasi ide nasionalisasi perusahaan tambang asing. | ||
10.30-12.00 | Diskusi | |||
12.00-13.30 | Istirahat | |||
ResolusiJihad JilidII danPengorganisasian | 13.30-14.00 | PB NU | Posisi NU dalam konflik SDA; dalam Konferensi Besar (Konbes) 2012 di Cirebon, salah satu rekomendasi PB NU untuk pemerintah adalah melakukan renegosiasi perusahaan-perusahaan tambang. Sesi ini akan mengeksplorasi sikap PB NU terhadap berbagai macam konflik SDA di Indonesia. | |
14.00-14.30 | Nur Khalik Ridwan(Intelektual NU) | NKRI dan NU; NU dalam sejarahnya adalah kelompoknasionalis yang setia terhadap NKRI, misalnya dibuktikan dengan Resolusi Jihad 1945 untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia Merdeka dari rongrongan imperialisme. Sesi ini bertugas untuk menjelaskan peranan NU dalam politik kebangsaan dan memetakan penerapan posisi itu dalam konflik SDA dewasa ini. Sekaligus, halaqoh akan merevitalisasi semangat Resolusi Jihad 1945 dalam rangka menegakkan kedaulatan NKRI dari rongrongan neo-imperialisme yang hadir dalam bentuk kapitalisme estraktif dan memformulasikan “Resolusi Jihad Jilid II”. | ||
14.30-15.00 | MuhammadSobirin (AktivisOmah Kendeng,Pati) | Advokasi petani di Pegunungan Kendeng Utara (Pati); Kasus advokasi di Pati bisa memberikan inspirasi dalam hal bagaimana melakukan gerakan dan membangun posisi tawar bagi kelompok-kelompok warga yang mengalami konflik SDA. | ||
15.00-17.00 | Diskusi | |||
17.00-19.00 | Istirahat | |||
Keorganis asian | 19.00-19.15 | Heru Prasetia | Penjelasan alur halaqoh; membicarakan alur halaqoh, apa yang menjadi tujuan dan target | |
Review FN-KSDA | 19.15-19.30 | Heru Prasetia | Review; apa dan mengapa FN-KSDA; sejarah FNKSDA serta apa yang sudah dilakukan | |
Studi kasus | 19.30-22.00 | Peserta | Diskusi kasus; mendiskusikan kasus konflik SDA di basis NU yang belum dibicarakan pada pertemuan di Jogja | |
II | Reviewcepat hari I | 09.00-09.30 | A’an Anshari | Menyambungkan apa yang sudah dibicarakan di hari I dengan kegitan yang akan dilakukan di hari II |
AnalisisSWOT | 09.30-11.00 | A’an Anshari | Analisis SWOT terhadap FN-KSDA untuk keperluan pengembangan organisasi ke depan | |
Diskusi hasilSWOT | 11.00-12.00 | A’an Anshari | Diskusi hasil analisis SWOT | |
Hari | Acara | Waktu | Penyaji/fasilitator | Tema; keterangan |
Dari-ke | ||||
Istirahat | ||||
Perumusan pola koordinasi | 13.00-15.30 | Hairus Salim | Merumuskan pola koordinasi FN-KSDA; dapat meliputi: strategi kampanye dan pengelolaan laman “daulathidjau” | |
Pengiriman rilismedia | 15.30-16.00 | A’an Anshari | Mengirim rilis media; “Resolusi Jihad Jilid II: Mempertahankan Tanah Air dari Rongrongan Kapitalisme Ekstraktif” [draft disiapkan oleh “Kelompok Epistemik FN-KSDA”] |
Komentar